makalah pengembangan peserta didik (PPD) karakteristik anak usia dini

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan, kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh. Anak usia SD ditandai dengan 3 dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di sekolah dasar dan menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Pendidikan SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan anak SD juga merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi.
Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah Dasar (SD), SD kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Dasar (biasa) dan madrasah ibtidaiyah dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah biasanya disebut SD negeri, sedangkan yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut SD swasta. Oleh karena itu bagi anak yang putus sekolah atau anak yang menyandang cacat fisik atau mental dapat memasuki sekolah sesuai dengan jenis penyelenggaraan pendidikan yang dibutuhkan.
  
1.2.Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah “karakteristik peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD” yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dan untuk menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, melaksanakan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang, mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang kongkrit atau langsung dalam membangun konsep, serta melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kata hati, moral dan nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegengan bagi dirinya.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Seperti yang telah diketahui bahwa karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, terlebih bagi siswa kelas rendah. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai (sersan). Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dengan ini, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, misalnya belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar bekerja sama, belajar menerima tanggung jawab, serta belajar bersaing secara sehat (sportif). Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
Karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau melakukan/meragakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah angin, dengan cara membawa anak langsung ke luar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan peserta didik dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan kebudayaan, keinginan, aspirasi kepribadian yang sedang tumbuh.
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak usia SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst dan implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai berikut :
1.    Pembelajaran Keterampilan Fisik yang diperlukan untuk Permainan sehari-hari
Pada usia SD ,anak dituntut untuk menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik .Keterampilan – keterampilan itu antara lain keterampilan dalam menangkap ,melempar dan menendang ,berguling ,berenang ,serta mempergunakan alat – alat permainan yang sederhana .
Keterampilan fisik tersebut dapat dikuasai oleh anak usia SD karena anak usia SD merupakan periode pertumbuhan otot dan tulang ,yang memungkinkan kematangan beberapa syaraf sehingga koordinasi otot menjadi lebih mudah .Pada umumnya koordinasi otot besar mendahului otot kecil ,oleh karena itu penghalusan keterampilan otot syaraf muncul pada periode akhir masa kanak – kanak daripada pada awal periode ini .
Pengembangan keterampilan ini juga didukung oleh kelompok sebaya .Kelompok sebaya memberikan ganjaran bagi anak yang sukses dan menghukum dengan tak mempedulikan atau memandang rendah terhadap anak yang gagal mencapai tugas – tugas tersebut .Berkenaan dengan keterampilan fisik ini ,anak laki – laki diharapkan memiliki keterampilan fisik yang lebih kuat disbanding dengan anak wanita .
Dengan memperhatikan tugas perkembangan anak usia SD dalam menguasai keterampilan fisik untuk bermain dan aktivitas fisik guru hendaknya menciptakan budaya lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik .Dengan demikian ,sukses tidaknya anak laki – laki dan perempuan di sekolah dapat diuji dengan mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas – tugas perkembangan ini .Pemberian bantuan dapat dilakukan dengan mengatur permainan kelompok yang lebih menyulitkan anak – anak muda ,sehingga mereka dapat belajar dari rata – rata kelompoknya tanpa dihukum oleh anak seusia yang berkembang lebih cepat.



2.    Membangun Keutuhan Sikap terhadap Diri Sendiri sebagai Organisme yang Sedang Tumbuh
Pada anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik .Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini ,ganjaran antara bagi kebiasaan kesehatan masih perlu dibatasi .Anak dapat diakui atau tidak oleh teman sebaya atau orang dewasa dengan mempertimbangkan keadaan fisik dan keterampilan fisiknya .
Dengan pencapaian tugas perkembangan ini ,kebiasaan hidup sehat hendaknya dilakukan secara rutin. Sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan kebingungan siswa, serta memberikan pelayanan konseling individual .

3.    Belajar Bergaul dan Bekerja dalam Kelompok Sebaya
Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan social diantara teman sebaya ,belajar berteman dan bekerja dalam kelompok, dalam rangka mengembangkan keperibadian social .
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya .

4.    Mempelajari Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita
Landasan psikologis untuk pencapaian tugas perkembangan ini bergantung pada keluarga. Sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan ini .

5.    Pengembangan Keterampilan Dasar dalam Membaca ,Menulis dan Berhitung
Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk belajar membaca ,menulis dan menghitung secara memadai agar mampu beradaptasi dengan masyarakat .Tugai ini mungkin dicapai anak usia SD karena secara biologis keadaan tubuh dan syaraf pada usia ini sudah cukup matang ,yang memungkinkan anak mulai belajar membaca ,menulis dan berhitung .


Berkenaan dengan keterampilan membaca ,studi psikologis menunjukkan bahwa membaca dipelajari oleh kebanyakan masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun .Dari segi budaya ,kemampuan membaca ,menulis ,dan berhitung dituntut dalam kehidupan sehari – hari dan dalam banyak lapangan pekerjaan.

6.    Pengembangan Konsep – Konsep yang Perlu dalam Kehidupan Sehari hari
Dalam upaya mencapai tugas perkembangan ini, sekolah merupakan tempat yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep. Kurikulum sekolah hendaknya memberikan pengalaman yang sekongkrit mungkin, terutama pada awal-awal tahun. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep dengan dasar yang realitas .Baru pada tahun -tahun selanjutnya, pengembangan konsep dapat dilakukan melalui bacaan. Pemberian bahan pelajaran tertentu seperti dalam pelajaran sejarah, geografi dan matematika akan lebih dipahami anak jika guru memahami tingkat konsep yang telah dimiliki siswa berkenaan dengan konsep waktu, ruang dan angka.

7.    Pengembangan Kata Hati, Moral dan Nilai-nilai
Dalam pengembangan ini menuntut anak untuk mengembangkan control moral,menghargai aturan moral dan memulai dengan skala nilai yang rasional. Melalui perkembangan hidupnya sedikit demi sedikit seorang anak mempelajari nilai-nilai dan diajari untuk membedakan mana perilaku yang baik dan mana perbuatan yang buruk.
Dasar pembentukan kata hati adalah pemberian hukuman dari orang tua yang dipadukan dengan kasih sayang dan pemberian ganjaran terhadap anak,serta ketergantungan dan kasih sayang anak terhadap orang tua.
Moralitas atau penghargaan terhadap aturan perilaku, pada mulanya dipaksakan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Baru pada tahap selanjutnya anak-anak mempelajari aturan-aturan yang penting dan berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

8.    Mencapai Kemandirian Pribadi
Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk menjadi pribadi yang mandiri, mampu membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan pada saat ini dan dimasa mendatang secara mandiri tidak bergantung pada orang tua atau orang yang tua.

2.2. Penyelenggaraan pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah dasar
Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun untuk terjun ke masyarakat.
Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Studi longitudinal yang dilaksanakan Bloom (1964) memberikan gambaran bahwa prestasi akademik umum pada kelas 12 (kelas 3 sekolah menengah) diperkaya oleh prestasi akademik pada akhir tahun kelas 3 SD. Temuan ini memberikan gambaran bahwa tahun-tahun pertama anak belajar di sekolah dasar berpengaruh sangaj signifikan terhadap sikap anak terhadap sekolah dan pola-pola pencapaian prestasi tahap-tahap selanjutnya. Di samping itu, temuan penelitian memberikan gambaran bahwa perilaku anak pada usia 6 sampai dengan 10 tahun memiliki kadar prediksi yang tinggi bagi perilakunya nanti saat dewasa (Dinkmeyer dan Caldwel, 1970).
Salah satu dasar pertimbangan perluasan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dari wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun, adalah karena keberhasilan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun terutama dari aspek pemerataan kesempatan. Secara kuantitas penyelenggaraan pendidikan di SD telah berhasil mencapai sasarannya, yaitu: 93,5% anak usia 7 -12 tahun telah tertampung. Namun demikian, di sisi lain terdapat sejumlah persoalan yang belum terselesaikan, yaitu: masih rendahnya kualitas pendidikan, dan tingginya angka putus sekolah serta angka mengulang kelas di SD.
Tujuan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, terdiri atas dua dimensi tujuan yang berkaitan satu sama lain, yaitu:
1.      untuk meningkatkan pemerataan ktsempatan bagi setiap orang yang berumur 7-15 tahun untuk memperoleh pendidikan.
2.      untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai minimal kelas III SLTP.

Keterkaitan antara pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan peningkatan kualitas SDM, dapat dianalisis dari beberapa alasan pentingnya wajar dikdas 9 tahun, yaitu:
Ø sebagian besar tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan SD dan bahkan kurang. Kondisi ini jauh ketinggalan dibanding dengan negara ASEAN lainnya, apalagi dibanding dengan negara industri baru.
Ø dari segi ekonomi, dikdas 9 tahun merupakan jalan untuk meningkatkan kualitas SDM yang dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.
Ø ada bukti-bukti kuat bahwa semakin tinggi pendidikan semakin besar peluang seseorang untuk mampu berperan serta dalam kehidupan masyarakat dan negara serta lebih memiliki kesadaran sebagai warga negara beserta hak dan kewajibannya.
Ø dari segi kepentingan peserta didik, peningkatan usia wajib belajar dari 6 tahun menjadi 9 tahun dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka, sehingga pada gilirannya akan memperbesar peluang mereka untuk meningkatkan martabat, kesejahteraan, dan makna hidupnya.
Dalam aspek tujuan, pendidikan di SD tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP. Perubahan orientasi tujuan ini sejalan dengan perubahan orientasi perkembangan anak. Karena lulusan SD harus siap melanjutkan ke SLTP, maka pendidikan di SD tidak semata-mata mengembangkan kemampuan baca, tulis dan hitung, akan tetapi harus memungkinkan siswa memiliki kesiapan intelektual, pribadi, maupun sosial. Kesiapan intelektual diperlukan karena tugas-tugas pembelajaran (learning task) di SLTP sebagai kelanjutan dari tugas pembelajaran di SD.
Dengan demikian, siswa tidak hanya dituntut untuk tahu dan hapal informasi melainkan mereka harus memiliki kemampuan belajar yang berorientasi pemahaman dan pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. Kesiapan pribadi diperlukan untuk memasuki pendidikan dasar 9 tahun agar siswa memiliki ketahanan pribadi dan kemampuan penyesuaian yang adekuat terhadap tuntutan dan lingkungan belajar baru. Sedangkan kesiapan sosial dipandang sebagai salah satu faktor pendukung yang harus dikembangkan kepada siswa SD agar mereka memiliki kemampuan untuk memahami aturan dan nilai-nilai yang beragam di dalam kelompok serta mampu berinteraksi dengan kelompok yang beragam itu secara harmonis dan etis (Sunaryo Kartadinata, dkk., 1994).
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (UUSPN, dan PP No. 28 tahun 1990).
Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
a.    memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan,
b.    membiasakan untuk berperilaku yang baik,
c.    memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,
d.    memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
e.    memberikan kemampuan untuk belajar, dan
f.     membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri.
Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup:
a.    memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat
b.    menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan
c.    memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:
a.    mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga negara RI,
b.    menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara,
c.    memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:
a.    meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
b.    meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia (HAM),
c.    memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,
d.    meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan   antarbangsa, dan
e.    mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.

Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi Sekolah Dasar (SD), SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa, SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiyah. SD Kecil adaiah SD Negeri yang didirikan di daerah yang berpenduduk sedikit. SD Pamong adaiah SD Negeri yang didirikan untuk memberikan layanan pendidikan bagi auak putus sekolah pada jenjang SD aau bagi anak lain yang tidak dapat datang secara teratur belajar di SD. SD Luar Biasa adaiah SD yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak yang menyandang kelainan fisik dan atau mental. SD Terpadu adaiah SD Negeri yang menyelenggarakan pendidikan baik bagi anak yang menyandang kelainan fisik dan atau mental bersama anak normal dengan menggunakan kurikulum yang berlaku pada SD. Sedangkan Madrasah Ibtidaiyah adaiah sekolah dasar yang berada di bawah naungan Departemen Agama.
Sekolah Dasar (biasa) dan Madrasah Ibtidaiyah dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. SD yang diselenggarakan pemerintah biasa disebut SD Negeri, sedangkan SD yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut SD Swasta. Begitu pula Madrasah Ibtidaiyah yang diselenggarakan pemerintah disebut Madrasah Ibtidaiyah Negeri, sedang Madrasah Ibtidaiyah yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut Madrasah Ibtidaiyah Swasta.
Penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia sekolah dasar dapat pula dilakukan melalui jalur pendidikan luar sekolah. Jenis pendidikan dalam jalur pendidikan luar sekolah meliputi: Paket A, Ujian Persamaan SD, Diniyah dan Pondok Pesantren.
Kelas pada SD terdiri dari enam kelas, yang dibedakan menjadi kelas awal atau kelas rendah untuk kelas I, kelas II, dan kelas III serta kelas Tinggi yang terdiri dari kelas IV sampai dengan kelas VI SD. Pada kelas-kelas awal, sebaiknya diutamakan untuk menempatkan guru yang telah berpengalaman, karena memerlukan pembelajaran secara lebih cermat.
Jumlah mata pelajaran dan lama jam pelajaran di SD berbeda sesuai dengan tingkatan kelas. Pada kelas I dan II, jumlah mata pelajaran adaiah 7 mata pelajaran dengan alokasi 30 jam pelajaran per minggu @ 30 menit per jam pelajaran. Pada kelas III, jumlah mata pelajaran sekitar 9 pelajaran dengan alokasi 38 jam pelajaran per minggu @ 40 menit per jam pelajaran. Di kelas IV. iumlah mata oelaiaran sekitar 10 mata pelaiaran dengan alokasi 40 jam pelajaran per minggu @ 40 menit per jam pelajaran. Sedangkan di kelas V dan VI, jumlah mata pelajaran sekitar 10 mata pelajaran dengan alokasi 42 jam pelajaran per minggu @ 40 menit per jam pelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada label sebagai berikut:

SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN PADA KURIKULUM SEKOLAH DASAR
No.
Mata Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran Pada Kelas
I
II
III
IV
V
VI
1
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
2
Pendidikan agama
2
2
2
2
2
2
3
Bahasa indonesia
10
10
10
8
8
8
4
Matematika
10
10
10
8
8
8
5
Ilmu pengetahuan alam
-
-
3
6
6
6
6
Ilmu pengetahuan sosial
-
-
3
5
5
5
7
Kerajinan tangan dan kesenian
2
2
2
2
2
2
8
Pendidikan jasmani dan kesehatan
2
2
2
2
2
2
9
Bahasa inggris
-
-
-
-
-
-
10
Muatan lokal (semumlah mata pelajaran)
2
2
4
7
7
7

Jumlah
30
30
38
40
42
42
Sumber: Penyelenggaraan Pendidikan di SD, 1994:61
Sekolah Dasar menggunakan sistem guru kelas, kecuali untjk mata pelajaran Pendidikan Agama dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Apabila SD menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal, maka mata pelajaran ini diajarkan oleh guru kelas yang memiliki kemampuan mengajar Bahasa I.iggfis. Beberapa SD swasta telah menggunakan guru mata pelajaran secara penuh, terutama untuk kelas tinggi (kelas IV-VI).
Waktu belajar pada SD menggunakan sistem catur wulan, yang membagi waktu belajar satu tahun pelajaran menjadi tiga bagian. Jumlah jam belajar aktif dalam satu tahun adalah sekurang-kurangnya 240 hari. Termasuk di dalamnya waktu untuk kegiatan penilaian kemajuan belajar tahunan dan hasil belajar siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seperti yang telah diketahui, Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan atau yang sesuai dengan karakteristik anak SD tersebut.
Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidkan Dasar Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7-15 tahun untuk memperolehpendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.

3.2. Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan kurangnya literatur yang kami miliki, olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.

Comments