Tradisi mewarnai kuku ala masyarakat wakatobi (hepatirangga)



(gambar.google)

Wakatobi adalah nama sebuah kabupaten yang terkenal dengan kekayaan bawah laut dan  keanekaragaman tradisi  dan budayanya. Salah satu tradisi yang masih di lakukan dan di pertahankan sampai saat ini adalah tradisi mewarnai kuku di malam lailatul Qadar atau malam ke-27 bulan ramadhan yang biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan “ Hepatirangga” kegiatan ini biasanya untuk menandai bahwa masyaraakat wakatobi telah melewati malam lailatulQadar dan berharap dapat menemuinya lagi di tahun-tahun berikutnya.
Hepatirangga adalah tradisi mewarnai kuku dengan menggunakan daun pacar, tradisi ini di lakukan oleh masyarakat wakatobi baik tua maupaun muda, laki-laki ataupun perempuan. Konon tradisi ini sudah ada dari zaman dulu-dulu. Tradisi hepatirangga di lakukan pada  malam hari, karena menurut mitos kalau di lakukan di siang hari dan di injakan tahi ayam maka patirangga yang di pake akan siasia karna tidak akan berwarna. Beda dengan yang dilakukan malam hari hasilnya akan merah seperti apa yang di inginkan.
Dulu memakai patirangga masih sangat tradisional, dimana daun pacar di kunyah sampai halus kemudian hasil kunyahan tersebut di taruh di atas kuku kemudian di bungkus menggunakan dedaunan kemudian di ikat dengan tali. Tapi sekarang dengan berkembangnya jaman proses itu sedikit di tinggalkan, sekarang memakai patirangga bisa menggunakan daun pacar yang udah jadi yang banyak di jual di pasar atau menghaluskan daun pacar dengan menggunakan penghalus bumbu. Tips agar mendapatkan hasil yang bagus adalah menghaluskan daun pacar dan di tambah garam sedikit !!! Entar di coba deh ,,

Comments